Selain durian, Palu terkenal dengan bawang. Bawang di Palu ini diolah menjadi bawang goreng dan dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari sana. Ada cerita, bawang di Palu konon tidak bisa tumbuh di tempat lain.
"Bawang di Palu ini istimewa. Saya berani bilang, bawang di Palu tidak bisa tumbuh di tempat lain," tegas pemilik Toko Ole-ole Khas Palu Sal-han, Fauzi Salim di tokonya yang berada di Jl Sis Aljufri, Palu kepada kami beberapa waktu lalu.
Saat itu kami dan rombongan wartawan lainnya memang mampir ke toko tersebut untuk berbelanja oleh-oleh. Satu yang mencuri perhatian kami adalah bawang goreng, yang rupanya menjadi oleh-oleh khas Palu. Melihat kami yang penasaran, Fauzi dengan senang hati lantas menjelaskan betapa istimewanya bawang di Palu.
[/center][/center]
"Bawang di Palu tumbuhnya di wilayah lembah ini, diapit pegunungan dan teluk. Memang, bisa saja tumbuh di daerah lain tapi hasilnya tdak akan sebagus yang tumbuh di Palu. Kami juga tidak tahu mengapa, tapi itulah istimewanya," ungkap Fauzi.
Fauzi langsung mengambil contoh bawang yang baru di panennya. Menurutnya, perbedaan bawang dari Palu dengan tempat lainnya adalah bentuknya yang lebih kecil, lebih keras saat dipencet dan warnanya putih dan bulat.
"Untuk dijadikan bawang goreng, akarnya diprotolin lebih dulu lalu dikupas. Kemudian dipotong-potong dan digoreng. Tambahannya hanya minyak goreng saja. Kalau yang Mas foto ini sebenarnya hasilnya yang kurang bagus, tapi tak apa-apalah biar ada gambaran," papar Fauzi.
Fauzi menyodorkan bawang goreng yang sudah siap disaji kepada rombongan wartawan. Memang, rasanya lebih gurih dan rasa bawangnya lebih nendang. Harga sebungkus bawang goreng di toko ini dipatok mulai dari Rp 10 ribu.
"Bahkan, bawangnya tidak bisa kami kirim mentah-mentah ke daerah lain. Sebab, dari proses panen ke pengolahan itu hanya satu minggu saja dan lebih dari itu hasilnya kurang bagus. Bawang Palu seperti ini tidak ada duanya di dunia," seloroh Fauzi.
0 comments:
Post a Comment